INFO Selamat datang di Info Rumput Hijau !

Mueller Tak Terobsesi dengan Gol


Seputar Info Berita Sepakbola - Thomas Mueller tak masalah dirinya belum mencetak gol di Piala Eropa 2016. Gelar top skorer juga bukan target utama penyerang Jerman itu.

Jerman sudah memainkan empat pertandingan selama Piala Eropa 2016 hingga babak 16 besar lalu. Namun belum sekalipun Mueller mencatatkan namanya di papan skor.

Bukan kali ini saja Mueller tak bikin gol di Piala Eropa. Empat tahun lalu, Mueller juga sama sekali tak menyumbang gol. Itu berbeda dengan catatannya di Piala Dunia, di mana Muller mencetak 10 gol dalam dua edisi terakhir.

Kendati belum membuka keran golnya di Piala Eropa 2016, Mueller tak risau. Baginya, tak masalah siapa yang bikin gol asal Jerman juara.

"Tidak masalah siapa yang mencetak gol. Saya tidak peduli dengan menjadi top skorer yang tidak jadi juara," ujar Mueller kepada Gazzetta dello Sport.

"Sejauh ini, saya sudah kena tiang dan mistar. Jika dua bola itu masuk, pembicaraan ini akan selesai dan saya masih akan jadi yang selalu mencetak gol."

"Saya tidak menjadi gila memikirkan gol. Saya selalu mencetaknya," kata Mueller.

Mueller kini akan dihadapkan pada tembok tangguh Italia. Jerman akan melawan Italia di babak perempatfinal, Minggu (3/7/2016) dinihari WIB.

Share:

Joe Hart yang Salah, Joe Hart Lain yang Kena Getahnya


Seputar Info Berita Sepakbola - Seorang komedian bernama Joe Hart kena getah akibat performa (yang dinilai) buruk dari kiper Inggris, Joe Hart. Akun Twitter-nya habis diserbu cercaan fans Inggris.

Hart --yang penjaga gawang, tentu saja-- mendapatkan beberapa kritik atas penampilannya di Piala Eropa 2016. Pertama, ketika menghadapi Wales di fase grup, ia gagal mengantisipasi tendangan bebas dari Gareth Bale. Lalu, ketika menghadapi Islandia di perdelapanfinal, ia gagal menghalau tendangan Kolbeinn Sigthorsson.

Bola yang ditendang Sigthorsson sempat mengenai tangan Hart sebelum akhirnya masuk ke dalam gawang Inggris. Islandia unggul 2-1 dan skor tersebut bertahan sampai pertandingan selesai, membuat Inggris tersingkir.

Fans Inggris yang memiliki akun Twitter pun ramai-ramai menyerang akun @JoeHart. Padahal, akun tersebut bukanlah milik Hart si penjaga gawang. Akun tersebut adalah milik seorang stand-up comedian yang kebetulan bernama sama.


"RIP inbox Twitter saya," tulis Hart --yang komedian, tentu saja.

Ia memang tidak menuliskan seperti apa saja cuitan-cuitan fans Inggris yang ditujukan kepadanya. Namun, ia menulis bahwa "Beberapa dari kalian sangat jahat, beberapa lainnya baik, yang lainnya aneh."

Sebelumnya, Hart sempat mencuitkan sebuah pesan yang menunjukkan bahwa itu akun pribadinya, bukan akun milik Hart si penjaga gawang. Cuitan tersebut diunggahnya tak lama setelah Inggris bertanding melawan Wales.

Apes memang. Sebab, Joe Hart --yang penjaga gawang, tentu saja-- sendiri tidak punya akun Twitter.

Share:

Klose: Italia Sekarang Lebih Kuat daripada 2012


Seputar Info Berita Sepakbola - Miroslav Klose menyebut tim Italia sekarang lebih tangguh daripada tim Italia yang lolos ke final Piala Eropa 2012. Klose juga menyoroti kekuatan sayap dan pertahanan Gli Azzurri.

Italia adalah tim yang menyingkirkan Jerman di semifinal Piala Eropa 2012. Saat itu, Italia yang masih dilatih oleh Cesare Prandelli menang 2-1 berkat sepasang gol Mario Balotelli.

Di Piala Eropa 2016, Jerman bertemu Italia lagi, kali ini di babak perempatfinal. Laga seru antara kedua tim akan dilangsungkan di Stade de Bordeaux, Bordeaux, Sabtu (2/7/2016) mendatang.

Klose, yang tampil sebagai pemain pengganti saat Jerman kalah dari Italia empat tahun silam, menilai Italia yang sekarang lebih kuat meski tak punya sosok bintang yang sangat menonjol di dalam tim.

"Italia lebih kuat daripada di tahun 2012. Mereka punya semangat tim yang luar biasa. Bahkan para pemain di bangku cadangan ikut merayakan gol," tutur Klose kepada Kicker.

"Mereka sangat intens dalam membangun serangan. Setiap pemain tahu apa yang sedang terjadi dan apa yang akan dilakukan pemain lain. Segalanya sudah dipersiapkan," kata top skorer sepanjang masa timnas Jerman itu.

Di bawah arahan Antonio Conte, Italia yang mengandalkan formasi 3-5-2 punya pertahanan yang sangat kuat. Mereka baru kemasukan satu gol dalam empat pertandingan di Piala Eropa 2016.

"Sayap-sayap mereka dekat dengan garis pinggir. Mereka membuat lapangan benar-benar lebar untuk memaksimalkan lapangan," ujar Klose.

"Mereka lebih efisien. Kualitas pertahanan mereka memesona," kata pemain yang pensiun dari timnas Jerman selepas Piala Dunia 2014 itu.


Share:

Ketika Pelle Dipuji Habis oleh Vieri


Seputar Info Berita Sepakbola - Christian Vieri memuji habis Graziano Pelle. Ia menyebut, Pelle sebagai salah satu pemain terpenting Italia di Euro 2016 berkat kontribusinya yang lebih dari sekadar gol.

Pelle, yang sudah bermain tiga kali untuk Italia selama Piala Eropa 2016, sudah mencetak dua gol sejauh ini. Namun, Vieri memberikan penilaian mendetail untuk bomber Southampton itu terkait performanya selama di Prancis ini.

"Pelle tampil luar biasa pada laga melawan Spanyol. Dia sungguh-sungguh tampil untuk tim. Terkadang, mereka yang tidak paham sepakbola, menggunakan istilah 'terlalu baik' untuk pemain yang hanya melakukan dua-tiga hal saja untuk tim," ujar Vieri seperti dilansir Football Italia.

"Tapi, Pelle benar-benar memberikan seluruh jasanya untuk tim. Berkat dia, semua departemen lainnya tampil bagus. Kerjanya dalam membelakangi gawang begitu fantastis, mengontrol bola dengan dada dan kepalanya, lalu menahannya ketika ia menguasainya dengan kakinya."

"Hal-hal seperti itu membuat lini belakang dan lini tengah bisa sedikit bernafas," ujar Vieri, yang pernah bermain untuk Gli Azzurri dari 1997 hingga 2006.

Pelle memang tidak hanya bertugas sebagai pemantul bola atau menjadi penyelesai di lini depan. Dalam taktik Antonio Conte, ia juga diserahi tugas untuk memberikan pressing terhadap pemain belakang atau pemain tengah lawan yang menguasai bola.

Pada laga melawan Spanyol di perdelapanfinal, tugas tersebut dijalankannya dengan baik. Ia tidak hanya mencetak satu gol, tetapi juga menjadi salah satu pemain yang membuat gelandang Spanyol, Sergio Busquets, tidak bisa bermain secara leluasa.

Di mata Vieri, Pelle adalah striker yang komplet. Dengan kehadiran bomber berusia 30 tahun tersebut, pemain depan lainnya seperti Eder jadi leluasa untuk berlari ke area yang kosong.

Selain itu, kata Vieri, seandainya lini belakang sedang bermasalah, para bek bisa membuang bola atau mengirimkan umpan langsung ke depan dengan Pelle menjadi tujuannya.

"Jika Anda memiliki pemain seperti dirinya di tim, lini belakang Anda tidak akan pernah kesulitan. Anda bisa mengeluarkan bola secepat mungkin dari belakang karena Anda punya pemain untuk dituju, dan si pemain mampu menerima bola atau menciptakan ruang," kata Vieri.
Share:

Dulu Menolak, Scolari Kini Tertarik Tangani Inggris


Seputar Info Berita Sepakbola - Luiz Felipe Scolari dulu pernah menolak tawaran untuk menangani timnas Inggris. Pelatih asal Brasil itu kini mengaku tertarik dengan jabatan manajer The Three Lions.

Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) mendekati Scolari pada 2006 silam. Saat itu, FA butuh manajer baru timnas Inggris untuk menggantikan Sven Goran Eriksson. Namun, Scolari menolak tawaran dari FA.

Scolari sendiri pernah tiga kali secara beruntun menyingkirkan timnas Inggris dari turnamen besar. Dia melakukannya di Piala Dunia 2002 bersama timnas Brasil serta di Piala Eropa 2004 dan Piala Dunia 2006 bersama timnas Portugal.

Scolari, yang sekarang berusia 67 tahun, saat ini melatih klub China, Guangzhou Evergrande. Akan tetapi, melihat kursi manajer Inggris yang lowong menyusul mundurnya Roy Hodgson, dia mengaku tertarik.

"Saya sekarang adalah pelatih Guangzhou dan saya sedang berkonsentrasi pada pekerjaan saya di sini. Namun, saya tahu nilai penting pekerjaan manajer Inggris di dunia sepakbola," ujar Scolari kepada Daily Mail.

"Saya punya perhatian untuk sepakbola Inggris dan saya menyadari tuntutan agar tim nasional sukses," imbuhnya.

"Saya memahami nilai penting manajer tim nasional dari pengalaman bersama Brasil dan Portugal," kata Scolari.

Scolari tidak asing dengan sepakbola Inggris. Dia pernah bekerja di Premier League ketika menangani Chelsea pada 2008–2009.

Share:

'Atletico Cuma Kalah dari Madrid, Barca, dan Bayern'


Seputar Info Berita Sepakbola - Kendati belum bisa juara Liga Champions, Atletico Madrid dinilai sudah berkembang pesat. Menurut Diego Simeone, Atletico kini menjadi klub papan atas Eropa.

Di bawah arahan Simeone, Atletico mendobrak dominasi Barca dan Madrid di Spanyol dengan menjuarai liga 2013-14. Selain itu, Los Colchoneros juga sukses merengkuh titel Liga Europa, Copa del Rey dan Piala Super Eropa.

Pada kompetisi Liga Champions, Atletico muncul sebagai kekuatan baru. Buktinya, Los Rojiblancos berhasil melaju ke final dua kali dalam tiga musim terakhir kendati semuanya kandas di tangan El Real.

Simeone menilai Atletico akan terus bersaing dengan klub-klub raksasa lain di Eropa. Dia yakin timnya telah menembus jajaran empat klub terbaik saat ini.

"Saya rasa tidak banyak klub yang lebih baik daripada kami," kata Simeone di ESPNFC. "Untuk menjadi lebih baik daripada Atletico adalah hal yang sulit karena kami bermain sebagai sebuah tim."

"Sekarang sudah sekitar 4,5 tahun dan kami masih terus berhasrat untuk memperbaiki diri," sambung pelatih berkebangsaan Argentina itu.

"Hanya ada beberapa tim yang lebih baik daripada kami, mereka adalah Barcelona, Real Madrid, dan Bayern Munich. Tidak ada yang lain lagi," cetus Simeone.

Share:

Wales Ingin Jadi Momok untuk Belgia


Seputar Info Berita Sepakbola - Beberapa pertemuan terakhir menunjukkan bahwa Belgia kesulitan mengalahkan Wales. Wales berharap mereka sudah jadi momok menakutkan bagi The Red Devils.

Wales tak terkalahkan dalam tiga pertemuan terakhir dengan Belgia. Mereka menang 1-0 pada pertemuan terakhir di Cardiff, bulan Juni 2015 lalu, di kualifikasi Piala Eropa 2016. Sementara itu, dua pertemuan sebelumnya berakhir seri 0-0 dan 1-1.

Catatan tersebut membuat Wales cukup percaya diri menjelang duel melawan Belgia di perempatfinal Piala Eropa 2016, Jumat (1/7/2016). The Dragons ingin memberikan mimpi buruk lagi kepada Eden Hazard dan kawan-kawan.

"Belgia adalah salah satu tim unggulan teratas dan itu penting karena itu memberi kami keyakinan bahwa kami bisa melewati tim-tim besar. Itu memberi kami keyakinan ekstra dan membawa kami melampaui batas. Semoga kami sekarang adalah tim momok mereka," ujar penyerang Wales, Gareth Bale, seperti dikutip Mirror.

"Kami tahu sudah bekerja dengan sangat baik dan kami tahu negara bangga dengan kami, bahkan meskipun nantinya kami tersingkir. Namun, mentalitas kami adalah kami ingin terus melaju, melangkah sejauh mungkin, dan pada akhirnya berusaha memenangi turnamen," kata Bale.

Jika mampu menyingkirkan Belgia, Wales akan menghadapi Portugal atau Polandia di babak semifinal.

Share:

Italia Bikin Vieri Antusias Lagi


Seputar Info Berita Sepakbola - Kiprah Italia di Piala Eropa 2016 membuat Christian Vieri terkesan. Apa yang ditampilkan Italia menghidupkan kembali antusiasme Vieri terhadap timnas.

Tak banyak yang menempatkan Italia sebagai favorit di Piala Eropa 2016. Jebloknya performa Italia di turnamen besar terakhir, Piala Dunia 2014, menjadi salah satu faktor yang menyurutkan optimisme terhadap Italia. Di Brasil, Italia tersingkir di fase grup.

Namun Italia membalikkan banyak prediksi di Piala Eropa. Setelah lolos ke babak 16 besar sebagai juara Grup E, Gli Azzurri kemudian menyingkirkan juara bertahan, Spanyol, dengan skor 2-0 lewat sebuah penampilan meyakinkan untuk lolos ke perempatfinal.

Penampilan Italia di Prancis membuat Vieri kembali bersemangat menyaksikan timnas. Dia juga memuji semangat juang Gianluigi Buffon dkk.

"Saya benar-benar melompat ketika kami mencetak gol kedua melawan Spanyol. Saya bersemangat melihat tim nasional penuh dengan nilai. Tidak ada yang lebih indah daripada bertarung untuk Azzurri, dan anak-anak ini sudah menyalakan kembali minat seluruh negeri," ujar Vieri dalam wawancara dengan Gazzetta dello Sport seperti dikutip Football Italia.

"Dibandingkan dengan Piala Dunia 2014, perbedaannya seperti siang dan malam. Saya kembali bersemangat menonton Italia. Saya melihat para pemain penuh antusiasme, jatuh cinta dengan seragam Azzurri dan dengan semua nilai yang selalu saya bawa ke tim nasional."

"Saya juga bisa bilang lewat media sosial saya, saya melihat kebanggaan dan semangat dari kelompok yang tidak menahan diri di lapangan. Mereka memberi segalanya, sampai tetes keringat terakhir," lanjut mantan striker Inter Milan itu.

"Ketika Anda melakukan itu, hasil menjadi kurang penting, karena kadang itu bisa ditentukan oleh hal sederhana atau keberuntungan atau kesialan. Kesuksesan terpenting adalah menaklukkan hati publik Anda. Jika bisa melakukan itu, Anda sudah menang."

Italia selanjutnya akan menghadapi Jerman di babak perempatfinal yang akan dimainkan di Niuveau Stade de Bordeaux pada hari Minggu (3/7/2016) dinihari WIB.

"Saya pasti akan ada di Bordeaux untuk mendukung mereka. Ayo semua ke sana!" seru Vieri.
Share:

Bale: Kalau Mau, Suporter Inggris Silakan Dukung Wales


Seputar Info Berita Sepakbola - Wales begitu bangga karena mereka menjadi satu-satunya wakil Britania Raya yang tersisa di Piala Eropa 2016. Mereka juga mempersilakan suporter Inggris untuk memberikan dukungan.

Britania Raya punya tiga wakil di Piala Eropa 2016, yaitu Inggris, Wales, dan Irlandia Utara. Tetangga Britania Raya, Republik Irlandia, juga tampil di putaran final.

Keempat negara di atas mampu lolos dari fase grup dan melaju ke babak 16 besar. Akan tetapi, Republik Irlandia kemudian dikalahkan tuan rumah Prancis, sedangkan Inggris dipecundangi Islandia. Sementara itu, Wales lolos ke perempatfinal setelah menyisihkan Irlandia Utara.

Wales selanjutnya akan berhadapan dengan Belgia pada laga perempatfinal di Lille, Jumat (1/7/2016) besok.

"Kami sangat senang menjadi wakil Britania Raya terakhir di turnamen. Itu berarti sekarang adalah waktunya kami bersinar," ujar bintang Wales, Gareth Bale, seperti dikutip Daily Star.

"Kami satu-satunya wakil Britania Raya yang tersisa di dalam kompetisi, yang mana merupakan sebuah pencapaian menakjubkan. Laga melawan Irlandia Utara adalah pertandingan yang buruk, yang tidak cocok untuk kami, tapi bisa memenangi pertandingan seperti itu menunjukkan semangat tim dan karakter yang kami miliki," tambah Bale.

"Kami sangat senang dan bangga untuk mengibarkan bendera Wales pada tahap ini," ujar penyerang Real Madrid itu.

Para pemain Wales sempat dicibir karena mereka terlihat amat girang saat Inggris dikalahkan oleh Islandia. Mereka dianggap tidak menunjukkan rasa hormat buat Inggris. Namun, kemudian Wales punya penjelasan terkait hal ini.


Karena sekarang Inggris sudah tersingkir, Bale mempersilakan jika para suporter Inggris ingin mengalihkan dukungan mereka kepada Wales.

"Jika mereka ingin mendukung kami, tentu saja silakan dukung kami," ucap Bale.

"Namun, suporter kami luar biasa dan kami ingin membuat mereka bangga," katanya.
Share:

Tembus BBC, Gomez Terinspirasi Kemenangan Bayern atas Juve


Seputar Info Berita Sepakbola - Trio bek Italia akan menjadi rintangan besar bagi Jerman. Jerman optimistis bisa menembusnya seperti yang dilakukan Bayern Munich saat mengalahkan Juventus.

Satu tempat di semifinal akan diperebutkan Jerman saat menghadapi Italia di Stade Malmut-Atlantique, Bordeaux, pada Minggu (3/7/2016) pukul 02.00 WIB. Die Mannschaft akan akan mencoba menghentikan rekor buruk dari Gli Azzurri di laga kompetitif.

Namun, kemenangan jelas tidak akan mudah didapat mengingat performa Italia telah melebihi ekspektasi. Italia tampil sebagai juara grup, dengan menang 2-0 atas Belgia, yang justru lebih dijagokan. Penampilan apik lainnya terjadi di babak 16 besar saat secara meyakinkan menghantam juara Eropa dua kali beruntun Spanyol dengan skor 2-0.

Penampilan solid Italia tidak lepas dari peran trio BBC; Andrea Barzagli, Leonardo Bonucci, dan Giorgio Chiellini. Italia belum kebobolan saat ketiga pemain ini menjadi starter. Satu-satunya gol yang bersarang di gawang Italia ketika dikalahkan Republik Irlandia 0-1, namun saat itu Chiellini tidak dimainkan, posisinya diisi Angelo Ogbonna.

Kini, tantangan besar dihadapi Jerman. Tidak hanya harus menghadapi ketangguhan BBC, tapi juga rekor buruk di mana mereka belum sanggup mengalahkan Italia di sebuah turnamen besar internasional [kalah 4, seri 4]. Meski begitu, striker Jerman Mario Gomez masih memiliki optimisme.

Barzagli, Bonucci, dan Chiellini sama-sama membela Juventus saat disingkirkan Bayern Munich di babak 16 besar Liga Champions. Bayern keluar sebagai pemenang setelah unggul agregat 6-4.

"Itu akan menjadi sebuah laga yang intens untuk kedua tim, tapi aku yakin kami akan menang," ujar Gomez di situs resmi DFB.

"Pertahanan mereka jelas memang sangat tangguh. Selalu sebuah keuntungan ketika para pemain membela klub yang sama, dan ini yang dipunya pertahanan Italia, yang semua pemainnya dari Juventus."

"FC Bayern sudah memperlihatkan di Liga Champions bahwa Anda bisa mencetak gol melawan mereka," kata pemain yang pernah membela Bayern dan Fiorentina ini.

Share:

Soal Mkhitaryan ke MU, Bos Dortmund: Keputusan Akhir Pekan Ini


Seputar Info Berita Sepakbola - Manchester United selangkah lagi mendapatkan gelandang Borussia Dortmund, Henrikh Mkhitaryan. Hal itu diisyaratkan sendiri oleh CEO Dortmund, Hans-Joachim Watzke.

Sebelumnya, baik Watzke ataupun Dortmund sebagai sebuah tim, enggan untuk melepas Mkhitaryan. Apalagi, Dortmund baru saja kehilangan Mats Hummels (yang hengkang ke Bayern Munich) dan Ilkay Guendogan (hengkang ke Manchester City). Dortmund lebih memilih Mkhitaryan menyelesaikan kontrak yang tersisa semusim dan melepasnya musim depan.

Namun, situasi kini berubah. United sudah menaikkan tawaran mereka menjadi 30 juta poundsterling. Selain itu, Mkhitaryan juga dikabarkan tidak memperpanjang sewa apartemennya di Dortmund karena merasa ia akan bermain untuk Dortmund musim depan.

"Sekarang situasinya berbeda," ujar Watzke seperti dilansir The Guardian.

"Manchester United telah menaikkan tawaran mereka. Dalam situasi seperti ini, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Pada akhirnya, kami pun harus membuat keputusan."

Jadi atau tidaknya Mkhitaryan pindah ke United akan diputuskan akhir pekan ini, mengingat persiapan pramusim Dortmund akan dimulai pada Senin (4/7/2016) pekan depan. Dortmund dikabarkan sudah mengirimkan perwakilan ke Manchester untuk membahas transfer.

"Mengingat kami akan kembali berlatih pada hari Senin, kami akan memutuskannya pada akhir pekan. Saya sudah menghubungi orang-orang yang berwenang dan akan mempertimbangkan semuanya pada akhir pekan."

"Para petinggi klub akan membuat keputusan pada akhir pekan," kata Watzke.

Mkhitaryan tampil 31 kali bersama Dortmund di Bundesliga pada musim 2015/2016. Dalam 31 penampilan itu, ia membuat 11 gol dan 15 assist.

Jika jadi, Mkhitaryan akan jadi pemain kedua yang didatangkan manajer anyar United, Jose Mourinho. Sebelumnya, United dan Mourinho sudah mendapatkan bek asal Pantai Gading yang sebelumnya bermain untuk Villarreal, Eric Bailly.


Share:

Pemain-Pemain Muda Inggris Diminta Belajar dari Kegagalan di Piala Eropa


Seputar Info Berita Sepakbola - Inggris gagal di Piala Eropa 2016 usai tersingkir di babak 16 besar. Kegagalan ini diharapkan jadi pelajaran bagi pemain-pemain muda Inggris yang mengisi skuat.

Penantian Inggris selama 50 tahun akan trofi mayor terus berlanjut setelah mereka tersingkir di Piala Eropa. Inggris terdepak di babak 16 besar setelah menelan kekalahan memalukan dari tim debutan, Islandia, dengan skor 1-2.

Inggris menuju Prancis dengan membawa skuat yang banyak diisi oleh pemain muda. Di antara kontestan Piala Eropa 2016, The Three Lions menjadi tim dengan rataan usia pemain paling muda, yakni 25,8 tahun.

Anggota termuda dari skuat yang berisi 23 pemain itu adalah Marcus Rashford yang belum genap berusia 19 tahun. Kemudian ada Dele Alli dan Raheem Sterling yang sama-sama berusia 21 tahun, serta Harry Kane, Ross Barkley, Eric Dier, dan John Stones yang seluruhnya berumur 22 tahun.

Kiper Inggris, Joe Hart, berharap para pemain muda tersebut bisa mengambil pelajaran dari kegagalan di Piala Eropa kali ini. Dia juga menyebut Inggris harus membangun sesuatu yang baru.

"Ini adalah soal berkembang sebagai pemain, banyak pemain muda akan belajar dari ini dan semoga belajar dengan cepat dan mencoba membawa kembali sepakbola Inggris ke tempat yang seharusnya," ujar Hart seperti dikutip dari Reuters.

"Tapi saat ini kami sudah menempatkannya di titik rendah dan kami harus menghadapinya... Kami sudah bekerja keras, akhirnya tanpa kesuksesan jadi begitulah tim ini akan diingat."

"Ini akan tergantung kerja keras dan memulai lagi dan mencoba memulai sesuatu yang baru," kata kiper Manchester City itu.

Share:

Wales: Belgia Tak Selamanya Main Bagus


Seputar Info Berita Sepakbola - Wales mengakui bahwa Belgia tampil meyakinkan saat mengalahkan Hongaria. Akan tetapi, mereka juga yakin The Red Devils tak akan selalu bermain seperti itu.

Wales akan menghadapi Belgia pada laga babak perempatfinal Piala Eropa 2016 di Lille, Jumat (1/7/2016) mendatang. Wales lolos dari babak 16 besar setelah menyingkirkan Irlandia Utara 1-0 lewat gol bunuh diri Gareth McAuley.

Sementara itu, Belgia tampil impresif di babak yang sama dengan menggasak Hongaria dengan skor telak 4-0.

Pelatih Wales, Chris Coleman, tak gentar melihat penampilan Belgia dan yakin timnya punya peluang untuk membuat kejutan, seperti yang mereka lakukan di babak kualifikasi. Wales dan Belgia sebelumnya satu grup di babak kualifikasi Piala Eropa 2016. Gareth Bale dan kawan-kawan sekali menang dan sekali seri saat bertemu Belgia.

"Mereka bisa dikalahkan dan kami tahu bahwa di puncak performa kami bisa memberi masalah untuk Belgia," ujar Coleman yang dikutip Mirror.

"Mereka menang meyakinkan atas Hongaria dan mereka terlihat bagus. Namun, mereka tidak selamanya menampilkan permainan terbaik dan mereka juga membuat kesalahan seperti halnya tim lain. Jadi tugas kami untuk memastikan hal itu terjadi," katanya.

Belgia sudah kalah sekali di Piala Eropa 2016, yakni saat ditekuk Italia 0-2 pada laga pertama fase grup.

Share:

Italia Diyakini Sudah Bikin Jerman Ketar-Ketir


Seputar Info Berita Sepakbola - Langkah meyakinkan Italia sampai ke perempatfinal dinilai telah jadi kejutan. Penampilan Italia sejauh ini pun diyakini sudah bikin Jerman waswas.

Italia melaju ke perempatfinal dengan menyingkirkan sang juara bertahan, Spanyol. Dalam pertandingan di Stade de France, Senin (27/6/2016), Gli Azzurri menang 2-0 atas Spanyol lewat gol-gol Giorgio Chiellini dan Graziano Pelle.

Selanjutnya, Italia akan menghadapi Jerman di babak perempatfinal, Sabtu (2/7/2016) di Bordeaux.

Presiden Federasi Sepakbola Italia (FIGC) Carlo Tavecchio menilai Jerman selalu bikin takut lawan-lawannya. Tapi dia yakin Italia kini juga bikin Jerman khawatir.

"Kami ingin melakukan sesuatu yang indah dan mengejutkan semua orang, dan saya pikir kami berhasil," ujar Tavecchio seperti dikutip dari Football Italia.

"Kami memainkan pertandingan yang luar biasa dan kami punya pelatih fantastis. Saya katakan kami pergi ke Euro untuk memenanginya, jadi sekarang mari berharap kami bisa melakukan sesuatu yang lebih baik daripada itu."

"Sekarang ada Jerman. Seperti Spanyol, mereka mengintimidasi siapa saja, tapi sekarang saya yakin mereka juga takut kepada kami. Kami akan pergi ke Bordeaux untuk mengeluarkan semua kemampuan kami," katanya.
Share:

Pique Yakin Messi Bakal Bangkit Lagi


Seputar Info Berita Sepakbola - Lionel Messi tidak menyembunyikan kekecewaannya usai Argentina dikalahkan Chile di final Copa America Centenario. Kendati begitu, Messi diyakini bakal segera pulih.

Argentina kalah 2-4 dari Chile lewat babak adu penalti pada pertandingan final yang berlangsung di Stadion Metlife, East Rutherford, New Jersey, Senin (27/6/2016) pagi WIB. Bagi Argentina, itu adalah kekalahan kedua dari Chile di final dalam dua tahun terakhir.

Sementara, bagi Messi sendiri, itu adalah keempat kalinya ia merasakan kekalahan di final turnamen besar. Sebelum kalah di final Copa America Centenario, ia (dan Argentina) kalah di Copa America 2007, Piala Dunia 2014, dan Copa America 2015.

Wajar kalau setelah pertandingan, Messi tampak emosional; ia tidak menyembunyikan tangisannya. Bahkan, di hadapan kamera televisi, ia terang-terangan mengakui, bahwa setelah kalah di empat final, prestasi di kancah internasional memang bukan miliknya.

Pada saat yang sama pula, Messi menyatakan dirinya pensiun dari tim nasional Argentina. Beberapa pihak, seperti kiper Argentina, Sergio Romero, merasa bahwa Messi hanya terbawa emosi saja ketika mengucapkannya. Sementara, legenda hidup sepakbola Argentina, Diego Maradona, meminta Messi untuk tidak pensiun dulu dan kembali memperkuat 'Tim Tango' di Piala Dunia 2018.

Simpati muncul untuk Messi dari berbagai pihak, termasuk dari pemain depan Atletico Madrid dan timnas Prancis, Antoine Griezmann. "Mungkin itu cuma reaksi spontan, tapi setelah itu kita harus menerima kenyataan," ujar Griezmann.

Kini, dukungan datang dari rekan Messi di Barcelona, Gerard Pique. Kendati juga baru tersingkir dari Piala Eropa 2016 --setelah Spanyol dikalahkan Italia 0-2 di perdelapanfinal--, Pique masih sempat memberikan komentar positif untuk Messi.

"Saya belum bicara dengan Messi. Apa yang saya tahu sama seperti kalian semua," ujar Pique seperti dilansir Soccerway.

"Saya paham bahwa itu adalah pukulan telak buatnya. Tapi, saya tahu seberapa kompetitifnya dia. Saya yakin, dia bakal bangkit, seperti yang sudah pernah dia lakukan sebelum-sebelumnya," kata Pique.
Share:

Singkirkan Spanyol, Conte Dapat Pujian dari Pelatih-Pelatih Asal Italia


Seputar Info Berita Sepakbola - Antonio Conte sukses membawa Italia melaju ke perempatfinal Piala Eropa 2016 dengan menyingkirkan Spanyol. Atas keberhasilannya itu, ia pun dipuji habis.

Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Stade de France, Saint-Denis, Senin (27/6/2016) malam WIB, Italia menang 2-0 atas Spanyol. Berkebalikan dengan anggapan bahwa Italia hanya tampil dengan counter-attack saja, mereka justru tampil agresif dan melepaskan lebih banyak attempts sebelum akhirnya mencetak gol pertama lewat Giorgio Chiellini.

Di babak kedua, Spanyol tampil lebih menekan. Kendati begitu, pemain-pemain Italia dengan disiplin menjaga setiap jengkal area di lini pertahanan mereka. Ketika kesempatan datang, mereka akan langsung menghambur ke depan untuk melakukan serangan. Sial bagi Italia, beberapa peluang mereka di babak kedua sempat dimentahkan oleh kiper Spanyol, David de Gea.

Baru di ujung pertandingan Italia berhasil mencetak gol. Diawali serangan balik, para pemain Gli Azzurri melihat celah kosong di sisi kiri pertahanan Spanyol. Umpan pun dikirimkan ke area tersebut, tempat Matteo Darmian berdiri tanpa pengawal. Dari umpan Darmian setelahnya, lahirlah gol kedua Italia yang dicetak oleh Graziano Pelle.

Bagi Conte, yang dinilai membawa skuat biasa-biasa saja ke Prancis, ini adalah pencapaian bagus. Tidak heran jika beberapa pelatih asal Italia, seperti Edy Reja dan Gigi De Canio, memberikan pujian untuknya.

"Kenyataannya, spirit tim berhasil menjadi penentu pada setiap pertandingan. Tim itu sendiri merupakan refleksi yang tepat dari pelatihnya: determinan, kejam, dan penuh kepercayaan diri," ujar Reja, yang musim lalu menangani Atalanta, seperti dilansir Football Italia.

"Dalam hal organisasi permainan, tidak ada yang mengalahkan Italia. Conte melakukan pekerjaannya dengan amat baik. Dia tidak hanya memberikan timnya sebuah permainan, tetapi juga jiwa."

Sementara itu, De Canio mengatakan, "Kemenangan atas Belgia (di fase grup, red) tidak mengejutkan saya. Sebab, saya percaya sepenuhnya pada tim itu dan kinerja Conte."

"Tapi, ketika melawan Spanyol, performa Italia jauh lebih baik. Apa yang mereka perlihatkan lebih dari sekadar berlari dan mengorbankan diri, tetapi juga intensitas dan kesempurnaan taktikal."

"Mereka juga tahu bagaimana caranya menyerang Spanyol, membuat mereka kewalahan di segala area di lapangan, sehingga menciptakan banyak peluang," kata De Canio, yang sempat menangani Udinese musim lalu.
Share:

Pelle soal Aksi Jempolan De Gea dan Besarnya Dukungan Fans Italia


Seputar Info Berita Sepakbola - Penyerang Italia Graziano Pelle menyumbang gol dalam kemenangan 2-0 atas Spanyol. Ini secuplik penuturannya soal kiper lawan David De Gea dan suporter Italia.

Penyerang berusia 30 tahun yang merumput di Inggris bersama Southampton tersebut menjebol gawang De Gea di menit injury time untuk menutup kemenangan Italia atas Spanyol.

Sebelum gol tersebut, Pelle juga sempat memiliki peluang emas. Tetapi ketika itu De Gea, yang beberapa kali mementahkan peluang para pemain Gli Azzurri, melakukan aksi jempolan untuk menyelamatkan gawangnya.

"Mencetak gol di bagian akhir rasanya menyenangkan, tapi saya juga sudah berusaha melakukannya di babak pertama dan De Gea memperlihatkan sebuah keajaiban," ucap Pelle seperti dikutip Football Italia.

"Ia juga sudah pernah melakukan hal serupa kepada saya di Premier League, jadi saya mengingatkannya akan hal tersebut dan kami kemudian tertawa bersama," ceplosnya mengenai kiper klub Manchester United tersebut.

Pelle, yang debut untuk timnas senior pada tahun 2014, menjalani turnamen besar pertamanya bersama Italia. Di Prancis sejauh ini ia sudah membuat dua gol yang sama-sama lahir di injury time dan menutup kemenangan timnya (2-0 atas Belgia dan 2-0 dari Spanyol).

"Ini merupakan turnamen besar pertama saya dan afeksi dari para suporter ketika kami tiba di stadion sedemikian luar biasa. (Jarak) Kami jauh, tapi (hati) kami dekat. Jadi saya berterima kasih kepada suporter Italia di seluruh dunia," katanya.

"Anda mungkin tidak melihatnya tapi kami menyadari keberadaan mereka. Kami membicarakannya di ruang ganti dan tahu seberapa besar arti suporter buat kami. Terima kasih semuanya," sebut Pelle.
Share:

'Italia Tak Punya Banyak Waktu untuk Bersenang-Senang'


Seputar Info Berita Sepakbola - Italia sadar benar cuma punya waktu sesaat untuk menikmati kemenangan atas Spanyol. Sebab duel berat lain melawan sang juara dunia, Jerman, sudah menanti.

Italia sukses melangkah ke perempatfinal Piala Eropa 2016 usai mengalahkan Spanyol 2-0 dalam laga di Stade de France, Senin (27/6/2016) malam WIB. Dua gol ditorehkan masing-masing oleh Giorgio Chiellini dan Graziano Pelle.

Gli Azzurri tampil meyakinkan dengan menciptakan banyak peluang sejak babak pertama dan berhasil meredam Spanyol. Anak asuh Antonio Conte bahkan bisa saja menang lebih besar.

Di 20 menit pertama saja mereka sudah punya dua kans yang nyaris berbuah gol, masing-masing dari sundulan Graziano Pelle dan tendangan akrobati Emanuele Giaccherini. Keduanya gagal karena kesigapan kiper Spanyol David de Gea.

Spanyol sendiri tampil kurang gereget. Praktis sebagian besar peluang mereka didapatkan lewat sepakan dari luar kotak penalti. Salah satu kesempatan terbaik yang didapat melalui Alvaro Morata malah tak bisa dimaksimalkan, setelah sundulannya dari posisi bebas cuma tepat mengarah ke Gianluigi Buffon.

Secara keseluruhan, tujuh dari 11 percobaan Italia mengarah ke gawang. Sedang Spanyol cuma punya lima tembakan tepat sasaran dari 13 upaya.

Terlepas dari penampilan apiknya, Italia sadar laga lebih berat kini sudah menanti sehingga tak bisa terlalu larut dalam kesenangan. Leonardo Bonucci yakin duel kontra Jerman, Minggu (3/7/2016) dinihari WIB mendatang akan sangat menuntut kualitas mereka.

"Saya sangat bangga. Kami bangga dengan apa yang kami tampilkan di lapangan. Kami tahu bahwa hanya dengan banyak berlari, punya semangat untuk menang, dan bekerja keras kami bisa mengalahkan salah satu tim terbaik di dunia," kata Bonucci di situs resmi UEFA.

"Sekarang kami perlu memikirkan soal delapan besar, yang mana akan lebih menuntut melawan sang juara dunia. Jadi kami akan menikmati kemenangan ini malam ini, tapi mulai besok kami akan fokus dan mengumpulkan kekuatan lagi karena ini akan jadi sebuah pertarungan lain lagi."

"Saya rasa hari ini kami menampilkan performa bagus di seluruh aspek: soal menggulirkan bola, bekerja untuk tim, dalam pertahanan, dan dalam serangan. Kami menciptakan banyak peluang dan memberikan sangat sedikit kesempatan untuk Spanyol," tandas bek tengah ini.
Share:

Iniesta Nilai Spanyol Sudah Salah Sejak Babak Pertama


Saint-Denis - Andres Iniesta menyesali performa buruk Spanyol di babak pertama laga kontra Italia. Hal itu dinilai jadi penyebab utama tersingkirnya La Furia Roja.

Pada laga babak 16 besar yang dihelat di Stade de France, Senin (27/6/2016) malam WIB tadi, Spanyol harus terhenti langkahnya di Piala Eropa 2016 dan kehilangan mahkota juara usai kalah 0-2 dari Italia.

Gol-gol Italia dicetak oleh Emmanuele Giaccherini dan Graziano Pelle di masing-masing babak. Kekalahan tersebut rasanya tidak pantas didapat Spanyol apabila melihat statistik yang ada.

Situs resmi UEFA mencatat ada 13 attempts milik Spanyol berbanding 11 milik Italia dengan penguasaan bola jadi milik Tim Matador dengan 58 persen.

Namun, Italia bermain lebih efisien sejak babak pertama dengan membuat tujuh attempts on target dan Spanyol bisa saja kalah lebih dari dua gol andaikan David de Gea tak bermain cemerlang.

Maka dari itu Iniesta pun menyesali betul performa tim di babak pertama ketika Spanyol membiarkan Italia leluasa mengatur tempo permainan, dan membuat timnya sulit mengembangkan gaya bermainnya.

"Well, saya tidak bisa berkata apapun. Kami harus bisa mengatasi kekecewaan ini. Mereka lebih efisien ketika dibutuhkan, mereka superior. Kami terlalu lama menunggu mereka mau melakukan apa. Kadang, situasi seperti ini bisa berbalik menghukum Anda," ujar Iniesta di situs resmi UEFA.

"Di babak kedua, kami berusaha lebih keras dan pertandingan pun berbeda.Tentu saja, Anda masi bisa jadi tim yang kalah. Harapan begitu tinggi, tapi kami harus bisa menerima kekecewaan ini. Tidak ada lagi yang harus dikatakan: Mari kita berpikir soal masa depan," sambungnya.


Share:

Del Bosque: Ini Harinya Italia


Seputar Info Berita Sepakbola - Pelatih Spanyol Vicente Del Bosque mengatakan timnya sudah mengusahakan segalanya saat kalah dari Italia. Ia menyebut itu memang harinya Italia.

Sejak perempatfinal Piala Dunia 1994, Spanyol sempat melaju tanpa pernah kalah dari Italia dalam laga kompetitif. Tapi di Stade de France, Saint-Denis, Selasa (28/6/2016) dinihari WIB, La Furia Roja tak bisa berbuat banyak menghadapi Gli Azzurri.

Gol-gol dari Giorgio Chiellini dan Graziano Pelle membawa Italia berjaya dan mengalahkan Spanyol sang juara bertahan dengan dua gol tanpa balas alias 2-0.

UEFA.com mencatat bahwa sepanjang laga Italia melepaskan 11 tembakan dengan rincian 7 on target, 2 off target, dan 2 kena blok. Sedangkan Spanyol membuat 13 tembakan dengan rincian 5 on target, 6 off target, dan 2 kena blok.

"Kami harus menerima hasilnya dan terus menatap ke depan," kata Del Bosque seperti dilansir Football Italia.

"Italia terlalu kuat dan bermain dengan mengandalkan fisiknya. Mereka tahu benar apa yang harus mereka lakukan dan terus melakukan proyek mereka itu dengan kekuatan besar. Kami terlalu kikuk di babak pertama, tapi setelah turun minum kami maju ke depan dan berusaah sekuat tenaga sampai akhir.

"Kekalahan seperti ini tentu saja terasa menyakitkan. Selama delapan tahun terakhir kami sudah sedemikian tangguh, ini harinya Italia. Kami sudah berusaha memainkan bola udara, segala macam strategi, semuanya tanpa hasil," sebutnya.

Share:

'Mestinya Italia Menang Lebih dari 2-0'


Seputar Info Berita Sepakbola - Italia secara meyakinkan mengalahkan juara Piala Eropa dua kali beruntun, Spanyol, dengan skor 2-0. Emanuele Giaccherini menilai skor bisa saja lebih besar.

Pada pertandingan babak 16 besar di Stade France yang selesai pada Selasa (28/6/2016) dinihari WIB, kemenangan Gli Azzurri ditentukan oleh gol-gol Giorgio Chiellini dan Graziano Pelle.

Italia bermain agresif di hampir sepanjang laga. Statistik UEFA memperlihatkan tim asuhan Antonio Conte itu hanya memiliki 42% ball possession tapi sukses menciptakan 7 percobaan akurat dari total 11 percobaan.

Hanya dua gol yang bisa disarangkan Italia, tidak lepas karena performa apik David de Gea. Kiper yang memperkuat Manchester United itu tercatat membuat lima penyelamatan. Giaccherini juga memberikan kredit pada sang pelatih.

"Kami mempersiapkan pertandingan dengan detil sekecil-kecilnya pada sepanjang pekan dan pelatih memberi kami indikasi yang tepat untuk mengalahkan, tim yang menurutku, salah satu terbaik di dunia," ucap gelandang serang Italia itu kepada Sky Sport Italia.

"Kami mengesahkan kemenangan dengan banyak peluang yang terbuang, jadi semestinya bisa lebih dari 2-0," sambung Giaccherini.

"Spanyol hanya membuat kami kesulitan menjelang akhir babak kedua, karena kami bertahan terlalu dalam dan mereka punya para pemain yang luar biasa. Tapi kami memiliki banyak peluang dan mestinya bisa menyelesaikannya lebih awal," tandas dia.

Hasil ini mengantarkan Italia ke babak perempatfinal di mana sang juara dunia, Jerman sudah menanti. Pertandingan antara kedua negara akan bertarung pada Minggu (3/7) dinihari WIB.


Share:

Italia yang Mengawali dan Mengakhiri Generasi Emas Spanyol


Seputar Info Berita Sepakbola - Dalam siklus kehidupan wajar ada yang mananya awal dan juga akhir. Begitu pula dengan generasi emas sepakbola Spanyol, yang dibuka dan ditutup oleh Italia.

Mundur jauh delapan tahun lalu tepatnya di Piala Eropa 2008. Spanyol, yang orang tahu saat itu adalah jagoan di kualifikasi, lolos ke perempatfinal dan menghadapi Italia-nya Roberto Donadoni.

Meski tak lagi dilatih Marcelo Lippi, Italia adalah favorit juara mengingat status mereka sebagai pemegang trofi Piala Dunia 2006.

Spanyol dan Italia pun terlibat duel sengit hingga akhirnya pemenang harus ditentukan lewat adu penalti. Sampai kemudian penalti Cesc Fabregas menaklukkan Gianluigi Buffon dan Spanyol lolos pertama kalinya ke babak semifinal setelah sekian lama.

Lalu seperti yang kita tahu ceritanya, Spanyol melewati Rusia di semifinal dan mengalahkan Jerman di final untuk merengkuh trofi Piala Eropa kedua dalam sejarah mereka sekaligus menuntaskan 44 tahun puasa gelar dan juga status buruk sebagai "jagoan kualifikasi" yang melekat.

Piala Eropa 2008 jadi momentum kebangkitan sepakbola Spanyol yang terkenal dengan generasi emasnya saat itu dari Iker Casillas, Sergio Ramos, Carles Puyol, Gerard Pique, Fabregas, David Silva, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, David Villa, Xabi Alonso, dan Fernando Torres.

Setelahnya Spanyol merajai Piala Dunia 2010 untuk pertama kalinya dengan mengalahkan Belanda di final dan dilanjutkan dua tahun kemudian, mempertahankan titel Piala Eropa usai menggilas Italia 4-0 di final.

Tiga gelar mayor beruntun, tak ada negara yang pernah melakukannya selain Spanyol. Namun, yang namanya sebuah era, pasti bakal ada akhirnya dan Tim Matador mengalami itu di Piala Dunia 2014.

Masih dilatih oleh Vicente del Bosque, Spanyol tersingkir langsung di fase grup usai kalah 1-5 dari Belanda dan 0-2 dari Chile. Banyak yang menilai bahwa Spanyol mulai atau bahkan divonis sudah "habis".

Namun, Piala Eropa 2016 disebut-sebut jadi momentum terakhir pembuktian kehebatan Spanyol. Sayangnya, Spanyol yang bermaterikan para pemain senior dan "darah-darah" segar di dalam timnya harus menuai kekecewaan lagi.

Tampil relatif biasa-biasa saja di fase grup yang ditutup dengan kekalahan dari Kroasia di partai terakhir, Spanyol harus bertemu Italia-nya Antonio Conte yang disebut-sebut punya kekuatan menakutkan.

Meski tanpa pemain bintang, Italia disulap jadi tim yang tangguh dan Spanyol pun dibuat keok di babak 16 besar yang dihelat di Stade de France, Senin (27/6/2016) malam WIB ini. Gli Azzurri menang 2-0 dan mengirim pulang La Furia Roja lebih cepat ke rumahnya.

Bagi Spanyol, ini seperti pertanda bahwa mereka memang harus memulai lagi siklus baru dalam generasinya. Seperti delapan tahun lalu, Italia pula yang kini menutup rapat cerita emas tim semenanjung Iberia tersebut.

"Saya rasa tidak ada akhir dari sebuah era, masih ada banyak pemain bagus, para pemain muda pun sudah terbentuk, demikian pula dengan klub-klub," ujar Del Bosque di situs resmi UEFA.
Share:

Bukti Bahwa Italia Tak Cuma Jago Bertahan


Seputar Info Berita Sepakbola - Italia sudah membuktikan permainannya bukanlah hanya parkir bus atau Catenaccio. Itu ditegaskan Allenatore Antonio Conte usai Italia menang 2-0 atas Spanyol.

Tiket perempatfinal Piala Eropa 2016 berhasil diraih Italia setelah gol-gol dari Giorgio Chiellini dan Graziano Pelle menumbangkan sang juara bertahan, Selasa (28/6/2016) dinihari WIB.

"Saya tahu para pemain memiliki sesuatu yang luar biasa dalam diri mereka. Saya dulu sudah pernah mengatakannya, karena lebih mudah untuk mengatakan hal itu setelahnya," ucap Conte kepada Rai Sport yang dikutip Football Italia. 

UEFA.com mencatat bahwa sepanjang laga Italia melepaskan 11 tembakan dengan rincian 7 on target, 2 off target, dan 2 kena blok. Sedangkan Spanyol membuat 13 tembakan dengan rincian 5 on target, 6 off target, dan 2 kena blok. 

Laga itu sendiri disebut Conte bahwa Italia tidak semata-mata punya permainan defensif atau jago bertahan. Buktinya adalah dua gol yang sukses mereka buat untuk menembus perempatfinal guna menghadapi Jerman. 

"Para pemain luar biasa. Kini kami harus memulihkan diri karena ada pertandingan amat berat lain lawan Jerman. Tapi kami sudah membuktikan bahwa Italia bukanlah mengenai Catenaccio," kata Conte.

"Xavi memberi kami pujian terbaik karena ia pernah bilang Italia mengingatkan dirinya akan perpaduan antara Barcelona dan Atletico Madrid. Itu membuktikan bahwa yang bermain sepakbola akan mengerti," sebutnya.

Share:

Chiellini: Sebuah Pembuktian dan Pembalasan Dendam yang Pantas


Seputar Info Berita Sepakbola - Italia tampil impresif untuk menyingkirkan Spanyol dari Piala Eropa 2016. Giorgio Chiellini menyebutnya sebuah pembuktian dan pembalasan dendam yang layak.

Italia menang 2-0 atas Spanyol di Stade de France, Senin (27/6/2016) malam WIB. Gol Chiellini di menit ke-33 dan Graziano Pelle di masa injury time memastikan langkah Gli Azzurri ke perempatfinal.

Tim arahan Antonio Conte ini bermain cemerlang dan lebih mengancam. Dari penguasaan bola sebesar 42%, Italia melepaskan 11 percobaan dengan tujuh yang tepat sasaran. Sedang Spanyol punya 13 upaya di mana hanya lima yang mengarah ke gawang.

Kemenangan ini menjadi semacam pembuktian sekaligus pembalasan dendam Italia. Mereka menunjukkan diri punya kualitas untuk menaklukkan juara Piala Eropa terakhir dan menghentikan dominasi Spanyol.

Seperti diketahui, ini merupakan pertemuan keempat Italia kontra Spanyol di Piala Eropa. Sebelumnya mereka tak pernah menang. Di perempatfinal Piala Eropa 2008, Italia takluk dalam adu penalti usai berimbang 0-0.

Keduanya kembali berhadapan di fase grup Piala Eropa 2012 dan berimbang 1-1, sebelum kemudian bertemu lagi di final. Di partai puncak itu, Italia kalah telak 4-0.

"Kami punya sejumlah hal untuk dibuktikan dan untuk balas dendam. Kami layak mendapatkannya dan sesungguhnya membuat laga terlalu mencemaskan di 15 menit terakhir, karena kami seharusnya bisa menuntaskannya jauh lebih cepat," ujar Chiellini kepada Rai Sport.

"Kami lebih menginginkan kemenangan. Saya rasa kami sudah memperkirakannya sebelumnya, karena di bulan Maret pada persahabatan, laganya kurang lebih seperti ini juga. Kami merasa tampil bagus dan ingin membalas dendam setelah bertahun-tahun Spanyol mendominasi."

"Ini adalah awal. Kami akan menikmati kemenangan ini dalam beberapa jam ke depan, tapi kami akan menjalani ini laga per laga. Hal bagus dimulai sekarang," imbuhnya seperti dilansir Football Italia.

Di perempatfinal, Italia akan berhadapan dengan Jerman. Di pertemuan terakhir pada laga persahabatan lalu, Italia kalah 1-4. Chiellini mengakui laga kontra Die Mannschaft akan menuntut penampilan lebih baik lagi.

"Kami sama-sama tim bagus. Wajarnya Jerman memulai sebagai favorit, mereka memberikan kami tendangan telak di Maret lalu. Jadi kami perlu melakukan sesuatu yang benar-benar luar biasa, lebih dari hari ini, di Bordeaux nanti," tandasnya.
Share:

Blanc Doakan Kesuksesan untuk Penerusnya di PSG


Seputar Info Berita Sepakbola - Laurent Blanc berterima kasih atas kesempatan yang diberikan Paris St-Germain. Blanc pun mendoakan yang terbaik untuk pelatih Les Parisiens selanjutnya.

Setelah tiga tahun melatih PSG dan menyumbang 11 gelar domestik yang merupakan rekor untuk seorang pelatih di Prancis, Blanc memutuskan pisah jalan.

Keputusan ini terbilang agak mengejutkan mengingat Blanc baru saja memperpanjang kontraknya di pertengahan musim lalu. Namun, takdir berkata lain dan Blanc pun tak akan lagi jadi pelatih PSG musim depan.

Tak ada penyesalan sama sekali dari Blanc dengan keputusannya itu. Dia malah bersyukur bisa mendapat kesempatan melatih klub sebesar PSG dan mendoakan yang terbaik untuk calon penerusnya.

Nama Unai Emery disebut-sebut sebagai kandidat terkuat untuk menjadi pengganti Blanc.

"Kebersamaan saya dengan PSG berakhir hari ini," ujar Blanc kepada AFP.

"Saya ingin berterima kasih kepada seluruh orang yang telah bekerja bareng selama ini," sambungnya.

"Saya menghabiskan tiga musim di sini untuk menjalani kehidupan sebagai profesional dan manusia biasa, diwarnai dengan berbagai trofi."

"Saya mendoakan yang terbaik untuk PSG dan juga suporternya, serta kesuksesan untuk penerus saya," tutupnya.

Share:

Arsip Blog