INFO Selamat datang di Info Rumput Hijau !

Tumpahnya Air Mata Kroasia di Lens


Seputar Info Berita Sepakbola - Performa impresif Kroasia di fase grup berakhir dengan menyedihkan di laga 16 besar. Tak heran jika para pemain mereka menangisi nasib mereka di Lens.

Seusai pertandingan melawan Portugal di Stade Bollaert-Delelis, Minggu (26/6/2016) dinihari WIB, sejumlah pemain Kroasia tampak tak kuasa menahan kesedihannya, setelah mereka kalah dengan skor tipis 0-1 lewat perpanjangan waktu.

Kapten Darijo Srna menunduk dalam-dalam dalam posisi berjongkok, dan tampak sesenggukan. Mengingat usianya sudah 34 tahun, mungkin itulah momen terakhir Srna di timnas Kroasia.

Bek kanan yang sejak 2003 membela klub Shakhtar Donetsk itu menjalani Euro 2016 dengan luar biasa. Selain menjadi pemimpin yang berkharisma, ia juga memainkan setiap pertandingannya dengan gagah berani.

Cerita mengharukan tentang Srna datang tak lama setelah Kroasia bermain seri melawan Turki di Matchday 1. Ia langsung terbang ke kampung halamannya setelah mendengar kabar ayahnya meninggal dunia saat pertandingan berlangsung.

Setelah itu ia langsung kembali ke Prancis dan mengungkapkan bahwa pesan terakhir ayahnya sebelum meninggal adalah supaya dia membela Kroasia dengan sepenuh hati. Dan semua orang bisa melihat, betapa Srna melakukan itu sepanjang Euro.

Air mata juga tumpah dari seorang Luka Modric. Sang playmaker jempolan ini terlihat sangat sedih dengan kekalahan timnya atas Portugal. Begitu pula dengan Domagoj Vida. Bek berkucir yang tampil tangguh ini, dengan tongkrongannya yang "garang", seketika menjadi "lemah" oleh kekalahan, menangis dalam hamparan lapangan hijau.

Ya, Kroasia memang pantas bersedih hati dengan kegagalan mereka menembus level lebih tinggi lagi. Sebab, mereka tampil menawan di fase grup, tidak terkalahkan dari tiga pertandingan, plus menaklukkan tim favorit Spanyol.

Penampilan mereka melawan Portugal juga lebih baik. Pasukan Ante Cacic lebih dominan dalam penguasaan bola, dan membuat percobaan tiga kali lebih sering daripada tim lawan. Ketidakberuntungan menyergap mereka hanya tiga menit sebelum babak tambahan selesai, sedangkan mungkin mereka bernasib mujur di drama adu penalti.

"Saya tak bisa menceritakan semua reaksi tim kami di dressing room. Tapi, saya belum pernah melihat tangisan sebanyak itu," tutur gelandang Ivan Rakitic dalam situs resmi turnamen.

"Meskipun sedih dan merasa hasil ini tidak adil, kami berterima kasih kepada semua orang. Saya rasa semua bisa melihat, kami telah mengerahkan seluruh kemampuan kami."
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog