Seputar Info Berita Sepakbola - Dalam siklus kehidupan wajar ada yang mananya awal dan juga akhir. Begitu pula dengan generasi emas sepakbola Spanyol, yang dibuka dan ditutup oleh Italia.
Mundur jauh delapan tahun lalu tepatnya di Piala Eropa 2008. Spanyol, yang orang tahu saat itu adalah jagoan di kualifikasi, lolos ke perempatfinal dan menghadapi Italia-nya Roberto Donadoni.
Meski tak lagi dilatih Marcelo Lippi, Italia adalah favorit juara mengingat status mereka sebagai pemegang trofi Piala Dunia 2006.
Spanyol dan Italia pun terlibat duel sengit hingga akhirnya pemenang harus ditentukan lewat adu penalti. Sampai kemudian penalti Cesc Fabregas menaklukkan Gianluigi Buffon dan Spanyol lolos pertama kalinya ke babak semifinal setelah sekian lama.
Lalu seperti yang kita tahu ceritanya, Spanyol melewati Rusia di semifinal dan mengalahkan Jerman di final untuk merengkuh trofi Piala Eropa kedua dalam sejarah mereka sekaligus menuntaskan 44 tahun puasa gelar dan juga status buruk sebagai "jagoan kualifikasi" yang melekat.
Piala Eropa 2008 jadi momentum kebangkitan sepakbola Spanyol yang terkenal dengan generasi emasnya saat itu dari Iker Casillas, Sergio Ramos, Carles Puyol, Gerard Pique, Fabregas, David Silva, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, David Villa, Xabi Alonso, dan Fernando Torres.
Setelahnya Spanyol merajai Piala Dunia 2010 untuk pertama kalinya dengan mengalahkan Belanda di final dan dilanjutkan dua tahun kemudian, mempertahankan titel Piala Eropa usai menggilas Italia 4-0 di final.
Tiga gelar mayor beruntun, tak ada negara yang pernah melakukannya selain Spanyol. Namun, yang namanya sebuah era, pasti bakal ada akhirnya dan Tim Matador mengalami itu di Piala Dunia 2014.
Masih dilatih oleh Vicente del Bosque, Spanyol tersingkir langsung di fase grup usai kalah 1-5 dari Belanda dan 0-2 dari Chile. Banyak yang menilai bahwa Spanyol mulai atau bahkan divonis sudah "habis".
Namun, Piala Eropa 2016 disebut-sebut jadi momentum terakhir pembuktian kehebatan Spanyol. Sayangnya, Spanyol yang bermaterikan para pemain senior dan "darah-darah" segar di dalam timnya harus menuai kekecewaan lagi.
Tampil relatif biasa-biasa saja di fase grup yang ditutup dengan kekalahan dari Kroasia di partai terakhir, Spanyol harus bertemu Italia-nya Antonio Conte yang disebut-sebut punya kekuatan menakutkan.
Meski tanpa pemain bintang, Italia disulap jadi tim yang tangguh dan Spanyol pun dibuat keok di babak 16 besar yang dihelat di Stade de France, Senin (27/6/2016) malam WIB ini. Gli Azzurri menang 2-0 dan mengirim pulang La Furia Roja lebih cepat ke rumahnya.
Bagi Spanyol, ini seperti pertanda bahwa mereka memang harus memulai lagi siklus baru dalam generasinya. Seperti delapan tahun lalu, Italia pula yang kini menutup rapat cerita emas tim semenanjung Iberia tersebut.
"Saya rasa tidak ada akhir dari sebuah era, masih ada banyak pemain bagus, para pemain muda pun sudah terbentuk, demikian pula dengan klub-klub," ujar Del Bosque di situs resmi UEFA.
0 komentar:
Posting Komentar